UPAYA
SMA NEGERI 1 BATANGHARI DALAM RANGKA PENERAPAN PENDIDIKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Oleh : Siti Lestari Dewi, S.P
Guru Biologi/PLH – SMA Negeri 1 Batanghari
A.
Pendahuluan
Global Warming, istilah yang menjadi pembicaraan
akhir-akhir ini. Sebuah fenomena alam yang sungguh mengkhawatirkan seluruh
penduduk bumi. Dan semua itu disebabkan oleh ulah manusia. Padahal manusia
adalah mahluk biotik berakal yang dari kegiatannya mahluk lain bergantung
kelangsungan hidup. Manusia kini cenderung lupa jika bumi ini cuma titipan dari
anak-cucu.
Terjadinya banjir, naiknya permukaan
air laut, dan kekeringan yang sekarang ini telah melanda adalah efek dari
pemanasan global. Saatnya melaksanakan langkah nyata guna meminimalisir akibat
yang ditimbulkan. Lalu bagaimana fungsi dan peran pendidikan dalam hal ini?
Sesuatu yang layak dibahas, mengingat pendidikan adalah proses pembentukan
perilaku manusia.
Lingkungan dan pendidikan adalah dua
hal yang saling mengkait. Pendidikan tentang lingkungan semestinya bukan hanya sebatas teori saja tetapi lebih ditekankan pada hal-hal yang
praktis.. Sekolah sebagai lembaga untuk mendidik dan menanamkan budaya positif
memiliki fungsi strategis dalam merubah paradigma berpikir yang salah dari
generasi ke generasi terhadap lingkungan hidup. Selama ini, paradigma berpikir
masyarakat kita melihat lingkungan hidup semisal hutan sebagai aset ekonomi
yang harus dieksploitasi sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan dampak dan
akibat jangka panjangnya. Dari sekolahlah semua proses perbaikan ini dimulai.
Sekolah sebagai media transfer of knowledge yang efektif dalam
menanamkan nilai-nilai luhur cinta lingkungan untuk membangun karakter generasi
hijau sebagai pewaris masa depan. SMA Negeri 1 Batanghari sebagai salah satu
institusi pendidikan memandang penting penanaman nilai-nilai cinta lingkungan
ini untuk membangun karakter warga sekolah.
B.
Upaya SMA Negeri 1 Batanghari dalam
rangka penerapan pendidikan berwawasan lingkungan
Konsep sekolah hijau merupakan
bagian proses pendidikan lingkungan kepada siswa yang harus memahami pentingnya
mencintai dan melestarikan lingkungan. Penanamkan kesadaran berperilaku hidup
bersih dan sehat perlu dimulai sejak di usia sekolah. Lingkungan sekolah yang
kondusif akan ikut mendorong terwujudnya pola hidup bermutu yang pada saat ini
sangat diperlukan dalam meningkatkan daya saing bangsa dimata dunia sekaligus
melestarikan kekayaan sumber daya alam hayati Indonesia.
Sekolah hijau punya makna yang lebih
luas, yakni bukan hanya tampilan fisik sekolah yang hijau, tetapi wujud sekolah
yang memiliki program dan aktivitas pendidikan mengarah kepada kesadaran dan
kearifan terhadap lingkungan hidup. Artinya, sekolah hijau merupakan sekolah
yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program
untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktifitas
sekolah dengan menerapkan prinsip-prinsip berwawasan lingkungan, sehingga
sikap dan perilaku siswa maupun warga sekolah lainnya (guru dan staf) menggunakan
prinsip berwawasan lingkungan hidup dan secara proaktif berpartisipasi sebagai
pembina lingkungan untuk meningkatkan kualitas hidup warga sekolah dan
masyarakat di sekitarnya.
Prinsip dasar yang digunakan dalam sekolah
hijau (greenschool) adalah partisipatif, berkelanjutan, dan
menyeluruh. Komponen sekolah (siswa, guru, karyawan) selalu ikut berpartisipasi
dalam pembinaan lingkungan sekolah. Kegiatan tersebut dilakukan secara
berkelanjutan dan menyeluruh pada berbagai aspek.
Dalam hal ini, perlu penguatan
program-program sekolah hijau misalnya seputar pengembangan kurikulum
berwawasan lingkungan, pengembangan pendidikan berbasis komunitas, peningkatan
kualitas kawasan sekolah dan lingkungan sekitarnya, pengembangan sistem
pendukung yang ramah lingkungan dan juga pengembangan manajemen sekolah
berwawasan lingkungan.
SMA Negeri 1 Batanghari telah
melaksanakan penerapan pendidikan berwawasan lingkungan melalui beberapa
kegiatan diantaranya yaitu :
1. Pengembangan kurikulum berwawasan
lingkungan.
Salah satunya
dengan memasukkan pendidikan lingkungan hidup sebagai salah satu muatan local
dalam KTSP SMA Negeri 1 Batanghari yang disajikan dengan alokasi waktu 2 jam
pelajaran dalam satu minggu. Selain itu KTSP SMA Negeri 1 Batanghari juga
mengarahkan pembelajaran berbasis sumber daya local yang ada di lingkungan
untuk semua mata pelajaran.
2. Lomba Taman dan kebersihan Kelas
Kegiatan ini
dilaksanakan sebagai agenda rutin tahunan dalam rangka memperingati Hari Ulang
Tahun Sekolah. Adapun dalam kegiatan ini, setiap kelas dipersilahkan membuat
dan menyediakan sendiri desain taman
dengan elemen-elemen pelengkapnya. Sementara untuk lingkungan halaman sekolah
dan lingkungan kantor melibatkan peranserta guru dan karyawan dalam perancangan
dan pembuatannya. Lomba kebersihan kelas ditujukan bagi siswa untuk dapat lebih
menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan kelasnya sehingga mereka tidak
terlalu bergantung pada petugas kebersihan sekolah. Karena kebersihan adalah
tanggung jawab dan kebutuhan bersama.
Taman
kelas
3. Penyediaan tong sampah, pengangkutan
dan pengolahan sampah
Pertambahan jumlah
warga SMAN 1 Batanghari dan perubahan pola
konsumsi menimbulkan pertambahan volume, jenis & karakteristik sampah.
Penanganan terhadap volume sampah yang dihasilkan setiap waktu dengan jenis dan
karakteristik sampah yang berbeda, SMA Negeri 1 Batanghari telah menyediakan 2
tong sampah untuk jenis sampah yang berbeda yaitu tong sampah organic dan tong
sampah anorganik dengan tujuan agar siswa dapat membuang sampah yang
dihasilkannya pada tempatnya sesuai dengan jenis sampah. Pemisahan ini
mengingat bahwa kedua jenis sampah tersebut memiliki masa urai yang berbeda. Pengangkutan
sampah dari tong-tong sampah ke tempat penampungan dilakukan secara rutin oleh
petugas kebersihan. Di samping itu, untuk mengatasi jumlah sampah yang terus
menerus meningkat sementara tempat penampungan sampah sangat terbatas, maka
siswa SMA Negeri 1 Batanghari juga diperkenalkan tehnologi pengolahan sampah.
Adapun pengolahan sampah yang telah dilakukan adalah pengolahan sampah-sampah
anorganik menjadi barang-barang kerajinan. Dan pengolahan sampah organic
menjadi pupuk.
4. Penelitian Siswa Berbasis Pengolahan
Limbah
Kegiatan ini
dilaksanakan dalam rangka menambah keterampilan siswa dalam bidang karya ilmiah
dan inovasi.
Pembuatan
triplek jerami padi
Pembuatan
sampo kangkung
5. Penanaman tumbuh-tumbuhan di
lingkungan sekolah
Penanaman
tumbuhan pucuk merah (Syzygium oleana) dan lidah mertua merupakan salah satu
upaya sekolah dalam menjaga keseimbangan ekologi. Selain itu tumbuhan yang
ditanam tersebut dapat dijadikan sebagai media pembelajaran terutama bagi mata
pelajaran Biologi.
6. Pemberian label nama pada
tanaman-tanaman di lingkungan sekolah.
7. Penerapan sanksi yang berkaitan
dengan lingkungan bagi siswa yang melanggar peraturan
Penerapan
sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan misalnya dengan meminta siswa
membersihkan lingkungan sekolah dari sampah atau membawa tumbuhan pucuk merah
atau lidah mertua.
8. Penertiban lokasi dan kebersihan
kantin sekolah
9. Penetapan kawasan bebas rokok.
10. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
bagi siswa
Misalnya
melalui kegiatan pramuka, dengan kegiatan-kegiatan aksi peduli lingkungannya
pada setiap kali latihan atau kemah bakti.
Beberapa kegiatan tersebut merupakan
bagian kecil dari penerapan pendidikan berwawasan lingkungan. Masih banyak lagi
hal-hal yang dapat dilakukan dalam rangka penerapan pendidikan berwawasan
lingkungan ini mulai dari yang sederhana sampai kepada yang terorganisir,
misalnya
-
pemberlakuan
aturan untuk menghemat air dan listrik dalam penggunaan,
-
pembiasaan
menjaga kebersihan diri, pakaian dan peralatan lainnya.
-
penerapan
tata tertib penjualan makanan (missal tidak boleh menggunakan bungkus plastic
atau mengandung zat aditif berbahaya),
-
melakukan
pemeriksaan berkala kualitas makanan dikantin,
-
pemberian
sanksi bagi pengelola kantin yang melanggar,
-
penghematan
penggunaan ATK bagi karyawan dan staf tata usaha,
-
pembatasan
jumlah kendaraan bermotor yang masuk ke dalam lokasi sekolah,
-
pemanfaatan
lahan-lahan di sekolah yang belum dimanfaatkan.
Sekolah juga dapat menghidupkan
komunitas siswa pencinta lingkungan misalnya dengan membentuk polisi lingkungan
dan tim hemat energi. Polisi lingkungan
ini tidak hanya bertugas mengajak teman-temannya untuk menjaga lingkungan,
tetapi juga penghematan energy. Karena bagaimanapun pemakaian energy selalu
berkaitan dengan kelestarian lingkungan. Sedangkan tim hemat energy bertanggung
jawab terhadap pemakaian energy di kelas masing-masing. Setiap pulang sekolah
tim ini yang bertanggungjawab untuk memadamkan lampu kelas, mematikan kipas
angin, mencabut kabel dari stop kontak dan lainnya. Baru setelah itu polisi
lingkungan akan berpatroli untuk melihat-lihat apakah masih ada yang belum
dilaksanakan. Kegiatan dari komunitas siswa pencinta lingkungan tidak hanya
terbatas di lingkungan sekolah saja tetapi juga bekerja sama dengan masyarakat di sekitar
sekolah.
Selain itu yang tidak kalah penting
juga yaitu penggunaan sarana pendukung yang ramah lingkungan. Misalnya dengan
rancangan gedung ruangan belajar atau gedung-gedung lainnya yang berventilasi
baik sehingga tidak memerlukan penggunaan AC, dan pengaturan tata ruang yang
tepat.
C.
Penutup
Kepedulian terhadap lingkungan
melalui dunia pendidikan di SMA Negeri 1 Batanghari ini haruslah terus dijaga
dan dikembangkan oleh seluruh komponen sekolah baik siswa, guru, karyawan,
kepala sekolah dan warga di sekitar sekolah demi terwujudnya lingkungan sekolah
yang berprestasi dan mencintai lingkungan.